Rabu, 13 Agustus 2014

Keunggulan Psikologi di Universitas Muhammdiyah Malang

Keunggulan Psikologi di Universitas Muhammdiyah Malang


DEMI meningkatkan kualitas pengajaran, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan kuliah tamu tentang aplikasi metode student center learning (SCL) bagi pengembangan kompetensi mahasiswa, bertempat di basemant UMM Dome, Sabtu (22/3).


     Bertindak sebagai pembicara Prof Sri Hartati Reksodiputro MA PhD, guru besar perkembangan anak sekaligus psikolog yang meraih gelar master dan doktor pada University of Toronto, Kanada, di bidang learning process. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran dekanat, dosen, dan mahasiswa Fakultas Psikologi.
     Hartati menegaskan, tugas dosen dalam pembelajaran haruslah berpusat pada mahasiswa, itulah yang dikenal dengan SLC. Dalam hal ini, kata dia, dosen perlu merubah fokus pembelajaran yang melulu bertumpu pada “apa materi yang diberikan” menuju fokus pada “bagaimana mahasiswa benar-benar meresapi materi tersebut.”
      “Karena itulah, tugas dosen saat ini tidaklah semakin ringan, justru lebih sulit,” terangnya. Dalam hal ini, menurutnya, peran dosen dalam kelas sama dengan peran coach (pelatih) dalam olahraga. Apabila coach tahu atletnya kurang bersemangat, maka ia harus memotivasi atlet tersebut.
      “Hal juga berlaku pada sikap dosen pada mahasiswanya, di mana ia harus tahu kapan dan bagaimana ia memotivasi mahasiswanya,” tutur Hartati. Baginya, tugas dosen tidak hanya menyampaikan materi, tapi juga harus mampu menciptakan lingkungan kelas yang hangat dengan penuh kerjasama, bukan kompetisi.
     Sebenarnya, kata Hartati, sejak jaman dulu Indonesia sudah mengenal SCLHal itu dibuktikan dengan adanya kurikulum berbasis cara belajar siswa aktif (CBSA ), hanya saja penerapannya kurang tepat. “Namun jangan berkesimpulan terlalu dini bahwa Indonesia tidak bisa menerapkan paradigma tersebut. Itu hanya budaya, dan budaya bisa saja dirubah,” tandasnya.
     Dari sisi metode, SCL berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme, di mana mahasiswa harus membangun pengetahuannya sendiri, sementara dosen hanya memberikan stimulus dan memfasilitasinya. Hal itu, papar Hartati, berbeda dengan pendekatan behaviorisme di mana dosen-lah yang aktif dalam pembelajaran.
     Dalam kaitan ini, Pembantu Dekan I Fakultas Psikologi UMM Yudi Suharsono menyebut bahwa kegiatan SCL ini ditujukan untuk mendukung penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) atau Indonesian Qualification Framework (IQF) yang telah dipelopori oleh Fakultas Psikologi.
     Menurutnya, penerapan ini dimaksudkan agar lulusan psikologi UMM memiliki keunggulan sebagaimana standar ketentuan nasional. “Harus diakui, kualifikasi tersebut hanya bisa terwujud dengan baik jika proses pembelajarannya benar-benar dipusatkan pada kompetensi mahasiswa,” terangnya. (ida/han)

sumber

0 komentar:

Posting Komentar